Salafy Magelang HADITS Kisah Bisnis Muslim dengan Orang Yahudi

Kisah Bisnis Muslim dengan Orang Yahudi

Kisah Bisnis Muslim dengan Orang Yahudi

Pada tahun ke 7 Hijriah, Daerah Khaibar resmi secara legalitas masuk kekuasan kaum muslimin di bawah pemerintahan Nabi Muhammad. Kampung Khaibar banyak dihuni oleh sekelompok orang Yahudi. Kampung tersebut dimiliki oleh kaum muslimin. Adapun orang Yahudi, apakah ditindas?, didzolimi?, tidak sama sekali, justru mereka mendapatkan keadilan di bawah pemerintahan Nabi Muhammad Rosullullah Shollallahu alaihi wasallam dan dalam kondisi terlindungi.

Orang Yahudi khaibar lebih mengetahui tentang urusan pertanian, adapun kaum muslimin tidak sempat mengurus pertanian dan cocok tanam, karena berjihad di Jalan Allah dan berdakwah kepada-Nya menyebarkan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘aalamiin. Oleh karena itu Nabi Muhammad memberikan persetujuan kepada orang Yahudi di khaibar untuk melakukan cocok tanam dan penyiraman pohon, dan upah mereka adalah setengah (50%) dari hasil panen buah dan pertanian, sebagai ganti pekerjaan dan biaya yang dikeluarkan. Sedangkan kaum muslimin mendapatkan setengah yang tersisa karena mereka adalah pemilik tanah tersebut,

Model Transaksi tersebut terus berlanjut di masa Nabi Muhammad hingga masa Khalifah Abu Bakar Ash-shiddiq Rodhiallahu anhu. Landasan hukumnya adalah hadits berikut ini.

investasi islami

Faidahnya dari peristiwa tersebut nampak keadilan Islam dan bolehnya melakukan mu’amalah dengan orang-orang kafir dalam pertanian, perdagangan, pendirian bangunan, pembuatan barang dan sebagainya dari berbagai bentuk mu’amalah.

Referensi :

Terjemah Taisirul Allam (syarh/Penjelasan ‘Umdatul Ahkam jilid 2) kitab Haji, Mu’amalah, Jual Belli, Waris, Nikah. Penulis Asli Asy-Syaih Abdullah Bin Abdurrahman Ibnu Shalih alu Bassam.

Admin Salafymagelang.com

Postingan Terkait

Belajar Mencintai Ilmu Hadits dari Asy-Syaikh MuqbilBelajar Mencintai Ilmu Hadits dari Asy-Syaikh Muqbil

لَا يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ أَهْلِهِوَمَالِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ “Seorang hamba, belumlah sempurna imannya, sampai aku (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) lebih ia cintai dibandingkan keluarganya, harta, dan

Berjuta Cinta dalam Bayang-Bayang PedangBerjuta Cinta dalam Bayang-Bayang Pedang

Ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Nasim Mukhtar Ibn Rifa’i Dari Abdullah bin Umar rahimahumullah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ حَتىَّ يُعْبَدَ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ وَجُعِلَ